Minggu, 08 Agustus 2010

Contoh Kecerdasan Buatan

Salah satu unsur penting kecerdasan buatan adalah menyangkut algoritma pencariannya. Beberapa algoritma pencarian yang dikenal, antara lain:

1.      Naive.
Contoh algoritma pencarian ini dapat dilihat pada Breadth First Search (BFS), yang dapat Anda bayangkan sebagai sebuah pohon node seperti pada Gambar 1.

Node teratas (node nomor 1) akan mulai mencari pada node terdekat (node nomor 2, 3, dan 4), proses pencarian berulang dengan cara yang sama pada masing-masing node tersebut, dan dilakukan hingga ditemukannya tujuan pencarian.

Algoritma pencarian naive yang lain adalah Depth First Search dan Best First Search (yang merupakan kombinasi dari Breadth First Search dan Depth First Search).

2.      Heuristic.
Proses pencarian heuristic bekerja untuk menemukan jawaban yang paling cocok, ditujukan untuk mendapatkan performa pencarian yang baik dan mudah, dengan konsekuensi tingkat akurasi yang tidak terjamin.

Algoritma heuristic mencoba untuk meniru otak manusia saat menebak, dengan alasan yang masuk akal.

Heuristic umumnya digunakan saat menghadapi masalah yang kompleks atau memiliki informasi yang kurang memadai.

Misalnya pada saat dihadapkan pada pilihan untuk menentukan minuman yang paling enak di antara beberapa jenis minuman, sementara informasi yang adalah harga minuman,maka dapat diciptakan sebuah rule agar secara heuristic akan dipilih minuman dengan harga termahal sebagai minuman yang paling enak.

Tentu saja hal tersebut tidak menjamin bahwa pilihan itu benar, tetapi pilihan tersebut adalah pilihan yang paling masuk akal dan sederhana oleh otak manusia dengan keterbatasan informasi yang tersedia pada kasus tersebut.

3.      Local.
Pencarian lokal berusaha untuk melakukan optimasi, misalnya dengan teknik Hill Climbing.

Teknik Hill Climbing dapat digunakan untuk memecahkan persoalan yang memiliki banyak alternatif solusi untuk kemudian memilih solusi yang terbaik. Cara kerjanya dimulai dengan memilih solusi acak, kemudian dilakukan perubahan sedikit demi sedikit, setiap perubahan menghasilkan solusi yang lebih baik.

Saat perubahan yang dilakukan tidak lagi mendapatkan solusi yang lebih baik, algoritma Hill Climbing akan berhenti mencari dan menentukan solusi terakhir sebagai solusi yang optimal.

Contoh penggunaan Hill Climbing pada kecerdasan buatan adalah pencarian rute terbaik, dari berbagai kemungkinan rute yang ada.

Contoh lain dari pencarian local adalah teknik pencarian Beam (Beam Search) dan Simulated Annealing (SA).

4.      Genetic.
Pencarian dengan algoritma genetic meniru proses seleksi alam atau proses evolusi seperti inheritance, mutasi, seleksi, dan kombinasi ulang (crossover).

Dengan algoritma genetic, diharapkan mesin dapat menghasilkan kreativitas, hal ini  melahirkan cabang kecerdasanbuatan yang dinamakan kreativitas buatan (Artifi  cial Creativity). Aplikasinya bisa jadi mengarahkan mesin untuk dapat menciptakan musik, desain, dan lain sebagainya.

Walaupun pada dasarnya bahasa pemrograman yang umum digunakan seperti Visual Basic, C++, Delphi, FoxPro, dan sebagainya memungkinkan untuk menciptakan sebuah aplikasi kecerdasan buatan, tetapi para pengembang kecerdasan buatan telah membuat bahasa pemrograman yang khusus untuk keperluan tersebut.

Beberapa bahasa pemrograman untuk kecerdasan buatan yang dikenal adalah IPL, Lisp, Prolog, STRIPS, dan Planner.

Aplikasi Kecerdasan Buatan

Kecerdasan buatan juga telah digunakan dalam bidang bisnis, bahkan pada sebuah kompetisi trading fi  nansial  tahun 2001, robot bernama Bots ciptaan IBM telah dapat mengalahkan team manusia dengan mengumpulkan keuntungan 7% lebih banyak.

Walaupun tidak diikuti oleh trader profesional, hasil kompetisi tersebut membuat aplikasi kecerdasan buatan semakin diperhitungkan penggunaannya di dalam pasar finansial.

Penggunaan robot telah menjadi hal yang umum pada saat ini pada berbagai industri, terutama untuk menggantikan pekerjaan yang dapat berbahaya bagi manusia. Juga terbukti bahwa robot dapat melakukan pekerjaan yang memerlukan pengulangan dengan lebih efektif dan mengurangi human error.

Perusahaan General Motor menggunakan sekitar 16.000 robot untuk tugas mengecat, las, dan perakitan produknya. Jepang merupakan  leader dalam menggunakan dan memproduksi robot.

Kecerdasan buatan juga telah diaplikasikan pada mainan elektronik, misalnya Furby, robot berbentuk burung hantu yang dapat berbicara. Furby tergolong dalam kategori robot otonomi, yaitu robot yang dapat melakukan suatu tindakan didalam sebuah lingkungan tanpa pengarahan dari manusia.

Akankah Ciptaan Menjajah Pencipta?

Kecerdasan buatan merupakan salah satu topik yang disukai penggemar science-fiction, pada film Terminator digambarkan perang manusia melawan mesin, bahkan dalam novel berjudul With Folded Hands karangan Jack Williamson, digambarkan bangsa Humanoids (robot mesin ciptaan manusia) menjajah bangsa manusia dan menggantikan semua peranan manusia.

Walaupun masih merupakan khayalan, tetapi kontroversi apakah hal tersebut dapat terjadi merupakan hal yang menarik untuk diperdebatkan. Apakah ratusan atau ribuan tahun mendatang mesin dapat mencapai kemampuan untuk menguasai manusia, ataukah sampai di satu titik saat kecerdasan buatan tidak dapat menjadi lebih cerdas lagi?

Satu hal yang jelas, kecerdasan buatan tentunya diarahkan untuk membantu manusia. Kecerdasan buatan dapat membantu memberikan diagnosis, prediksi, rekomendasi, simulasi, dan lain sebagainya, tetapi keputusan akhir tetaplah pada pengontrolan manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar